A. Pengertian
Dinamika Kelompok
Bimbingan kelompok yang baik adalah apabila dalam kelompok tersebut
diwarnai oleh semangat tinggi, dinamis, hubungan yang harmonis, kerjasama yang
baik dan mantap, serta rasa saling percaya di antara anggota-anggotanya. Kelompok
yang seperti itu akan terwujud apabila para anggota saling bersikap sebagai
kawan, menghargai, mengerti, dan menerima tujuan bersama secara positif, setia
pada kelompok, serta mau bekerja keras
dan berkorban untuk kelompok.
Berbagai kualitas positif yang ada dalam kelompok
tersebut bergerak dan bergulir yang menandai dan mendorong kehidupan kelompok. Kekuatan
mendorong untuk menggerakkan dan mengoperasikan kehidupan-kehidupan kelompok
tersebut dikenal sebagai dinamika kelompok. Dinamika kelompok menunjukkan
seperangkat konsep yang dapat dipergunakan untuk menggambarkan proses kelompok.
Konsep tersebut dapat dipergunakan untuk mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk meningkatkan kualitas kelompok.
Dinamika kelompok merupakan pengetahuan yang
mempelajari gerak atau tenaga yang menyebabkan gerak tersebut. Biasanya perkataan
dinamika digunakan untuk menggambarkan hubungan sebab akibat. Dinamika kelompok
adalah pengetahuan yang mempelajari masalah-masalah kelompok.
Cartwright dan Zander (1968:7) mendeskripsikan dinamika
kelompok sebagai suatu bidang terapan yang dimaksudkan untuk peningkatan
pengetahuan tentang sifat atau ciri kelompok serta hukum perkembangan
interelasi dengan anggota, kelompok lain, dan lembaga-lembaga yang lebih besar.
Dinamika kelompok sebagai kekuatan operasional suatu kelompok akan memicu
adanya proses kelompok dalam melakukan pertukaran semangat dan interaksi di
antara anggota dan pemimpin kelompok. Dinamika kelompok dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika
kelompok sebagai media untuk membimbing anggota kelompok untuk mencapai tujuan.
Dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan
dan menghidupi suatu kelompok (Prayitno, 2004:23). Dinamika kelompok
mengarahkan anggota kelompok untuk melakukan hubungan interpersonal satu sama
lain. Jalinan hubungan interpersonal tersebut merupakan wahana bagi para
anggota untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan bahkan perasaan satu sama
lain sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar di dalam kelompok yang
kohesif.
Kohesif atau
kebersamaan merupakan perekat psikologis yang menyatukan anggota kelompok dan
merupakan bagian yang penting dalam pembentukan dan pertahanan kelompok. Kohesif
membuat anggota kelompok lebih mau
menerima satu sama lain, saling mendukung dan cenderung lebih membentuk
hubungan yang berarti di dalam kelompok.
Lakin (1976; dalam Gazda, 1999:56) mendeskripsikan
kelompok kohesif sebagai ekspresi kolektif dasri kepemilikan pribadi. Ia menyatakan
bahwa kekohesifan diperlihatkan dengan
(1) Mengikat
anggota secara emosional pada tugas-tugas satu sama lain,
(2) Memastikan
stabilitas yang tinggi dari anggota bahkan dalam menghadapi keadaan yang
mengecewakan,
(3) Mengembangkan
sebuah batasan pembagian dari referensi antar-anggota kelompok yang memperbolehkan
adanya toleransi yang lebih untuk membedakan tujuan dari anggota kelompok
sumber: konsep dasar bimbingan kelompok, Dra. Hj. Sitti Hartinah DS., MM. 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar